Penasihat Indonesia Police Watch (IPW) Johnson Panjaitan, menyesalkan lambatnya penanganan Gegana dalam kasus ledakan bom buku di KBR68H Utan Kayu, Selasa (15/3/2011). Jhonson yakin, jika Gegana datang tepat waktu, peristiwa tersebut tidak akan memakan korban.
"Kita harus menghargai korban. Dia (Kompol Dodi Rahmawan) juga kan mewakili institusi di wilayah dia. Yang kita sayangkan itu, negara ini mengeluarkan dananya untuk membentuk tim yang sangat cepat itu, tapi kok jadi lelet?" ujarnya kepada wartawan di Galeri Kafe TIM.
.
Menurut Johnson, saat ini yang terpenting adalah penuntasan kasus tersebut. "Yang terpenting ungkap dulu kasusnya. Kalau tidak, tinggal tunggu saja, bom-bom selanjutnya ditujukan ke kita nanti," katanya.
Ia menilai, kasus tersebut merupakan bentuk baru dalam dunia terorisme. "Kasus ini memperlihatkan kecanggihan membelokkan persoalan vertikal terorisme, menjadi persoalan horizontal," ujar Johnson.
Ia menjelaskan, saat ini tindakan terorisme telah mengarah ke individu-individu, bukan lagi ditujukan untuk negara. "Dulu itu tindakan terorisme selalu mengarah ke negara. Tapi sekarang, mereka (teroris) sudah mulai melakukan teror ke individu-individu yang dianggap terlalu vokal," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar