Kamis, 07 April 2011

"Mutiara Hitam"

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Ahmad bin Aiman bertamu ke rumah Muslim Bin Umran, saudagar terkenal di Basrah dan mendapat jamuan istimewa. Di tengah suasana yang hangat dalam perjamuan, kedua putra Muslim Bin Umran datang kepada ayahandanya dengan sopan.

Melihat putra Muslim, Ahmad bin Aiman menjadi terpesona oleh keduanya. Bagaimana tidak? Kedua anak itu berbudi akhlak sangat bagus dan berparas tampan seperti anak-anak keturunan sultan/raja. Budi bahasa dan tingkah laku kedua anak itu membuat hati Ahmad senang, penuh kehalusan dengan tutur kata yang lembut. Bukan hanya itu, kedua wajah anak itu sangat bersih, putih dan bercahaya. Sungguh elok menawan hati. Membuat Ahmad Bin Aiman tanpa sengaja berdecak kagum dan berkomentar," Sungguh, anak-anak yang menawan. Pasti Ibunya bidadari dari surga".

Muslim Bin Umran hanya diam mendengar pujian sang tamu. Beberapa saat kemudian Muslim pun menceritakan pernikahannya yang membuat Ahmad menjadi tercengang. "Aku akan menceritakan istriku itu", kata Muslim.

Mulailah Muslim Bin Umran berkisah, " Suatu hari, aku mendengar nasehat bijak dari Abu Abdullah Al-Balakhi  yang mengutip hadits dari Baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam ,' Wanita yang hitam lebih baik daripada wanita cantik yang mandul'. Sungguh nasehat ini menyentuh qalbuku".

Al-Balakhi menjelaskan makna hitam dan mandul dalam hadits ini, sehingga sangat gamblang dalam benakku. Maka muncullah tekadku untuk membuktikan hadits ini dalam kehidupanku. Mungkin wanita yang secara fisik tidak menarik akan lebih baik daripada wanita cantik tapi tak berakal dan tak berbudi. Apalagi tidak bisa melahirkan anak-anak shaleh dan aku merasa sudah tidak pantas lagi hidup membujang.

"Sampai suatu hari, aku tertarik pada seorang paman yang selalu menolak lamaran dari para pejabat di Bashrah untuk anaknya. Aku pikir pasti anaknya ini pasti istimewa. Maka kutekadkan bulat untuk melamar putrinya. Kudatangi pamanku itu dan mengajukan lamaran kepadanya agar bisa memperistri putrinya"

"Jawaban yang kuterima sangat mengejutkan, kata beliau, pernikahan ini adalah perbudakan bagi anaknya dan langsung paman menolak lamaranku"

" Aku Kaget, tapi aku tetap memaksa agar bisa dinikahkan dengan putrinya itu"

Dengan tegas kukatakan pada paman, bahwa aku tidak pernah menganggap sebuah pernikahan adalah perbudakan dan aku berjanji akan setia dan menyayangi putrinya sebagai istriku. Paman sedikit terkejut dan menanyakan kesungguhanku"

"Aku pun mengiyakannya"
Maka paman pun bersedia menikahkan putrinya denganku.

Ahmad bin Aiman senang mendengar kisah itu, dengan antusias ia bertanya pada Muslim, "Lalu..lalu bagaimana? Pasti Istrimu itu Cantiknya luar biasa ya?"

"Sabar, Sabar...biar kuselesaikan ceritaku ini" jawab Muslim.
" Maka pernikahan suci itupun dilaksanakan. Setelah akad nikah dan perjamuan selesai, aku masuk ke kamar istriku. Ketika tirai kubuka, aku terkejut. Ternyata istriku bukan termasuk wanita cantik. Aku tertegun dan muncul di benakku adalah nasehat dari Syaikh Al-Balakhi itu. Mungkin inilah jawaban Allah atas kebenaran hadits dari Rasulullah itu"

Istriku mendekatiku dan berkata," Inilah aku, rahasia yang dipegang teguh ayahku. Kalau cantik yang engkau cari, maka engkau akan merasa berat saat ini. Aku memiliki harta, maka kuijinkan engkau menikahi wanita lain yang cantik dengan harta itu. Tapi tolong jangan bocorkan rahasia ini"

Karena nasehat Syaikh Al-Balakhi sudah terpancang mantap di hatiku, hatiku pun tenang. Dengan mantap kujawab, "Wahai istriku, aku datang bukan untuk kecantikanmu, namun aku datang karena hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam yakni wanita yang hitam lebih baik daripada wanita yang cantik tapi mandul. Dan aku yakin dengan hadits ini".

Sejak itu, tetesan kebahagiaan mengalir deras dalam rumah tanggaku. Istriku semakin hari semakin ceria dan segar. Semakin hari, semakin terasa kecantikan akal dan hatinya. Anak-anak kami pun lahir dan dibesarkan dengan budi pekertinya dan akhlaknya yang cantik sampai detik ini." Muslim pun menutup ceritanya.

Ahmad bin Aiman pun terharu dan menengadahkan tangannya keatas sambil berdoa, " Sungguh benar semua perkataan Rasulullah. Sungguh Rasulullah selalu benar"

"WANITA HITAM LEBIH BAIK DARIPADA WANITA CANTIK TAPI "MANDUL" AKAL & HATINYA"

Diambil dari Buku "Kisah-kisah teladan untuk keluarga/ Oleh : Mulyanto"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar